Daki Wajib, Penyamatan
Slayer dan Pemberian Nomor Induk
Wahana
Petualangan Indonesia - Verbek Central Celebes
Angkatan Ke-III
Tahun 2012
Pada Hari Jum’at
Pukul 15.00 November 2012 Kami dari Wahana Petualangan Indonesia Verbeck
Central Celebes (WPI-VCC) melakukan kegiatan Daki Wajib, Penyamatan Slayer dan
Pemberian Nomor Induk Angkatan Ke-III yang menandai anggota muda kami menjadi
anggota penuh tempat/tujuan Kami adalah Gunung Gawalise. Gunung
Gawalise adalah gunung yang berada dipropinsi
Sulawesi Tengah dan terletak dikawasan kota Palu yaitu tepat dibagian barat
Kota Palu yang mempunyai ketinggian kurang
lebih 2023 Mdpl merupakan gunung yang mempunyai jalur terekstrim diKota Palu, walaupun hanya mempunyai ketinggian
diatas 2000 tapi gunung ini didaki mulai dari titik 0 mdpl. Karena Jaraknya yang berada dekat dengan Kota Palu, Gunung ini menjadi lebih sering dikunjungi oleh para pendaki yang ingin menghabiskan
waktu liburnya, melakukan Penelitian Ilmiah, bisa
dijadikan salah satu tempat pelaksanaan DIKLATSAR Lapangan dan Juga dijadikan
Tempat Penyamatan Slayer. Gunung ini didiami suku Kaili Da’a dan menawarkan pemandangan eksotik lembah Palu, dari sini kita dapat melihat daerah Kota Palu secara
keseluruhan.
Gambar 1. Jalur
Pendakian Gunung Gawalise
Kami memulai star dari sekretariat WPI-VCC di jalan banteng menuju
kelurahan silae tepatnya diujung bagian barat tempat Wisarta Taman Ria sampai ke pos 1 yang berada di Desa Kalora. Anggota tim yang mendaki saat itu berjumlah 6 orang
yaitu Saya sendiri Abduh (JAGUAR)
bersama Saudara-saudara Saya, Mizwar (ANOA),
Ali (CEPOT), Cimenk (ROJA), Wawan (REPTIL) dan satu-satunya wanita yang mendaki saat itu yaitu Putri (BIVAK) dari 6 orang tersebut 3
diantaranya anggota muda yaitu 3 nama terakhir yang saya sebutkan. Sepanjang
jalan menuju
pos 1 kita melewati pemukiman padat penduduk serta menyebrangi anak sungai yang berhulu dari Gunung Gawalise dengan jalan yang
sedikit menanjak. Sesampai kita
di pos 1 biasa disebut dengan istilah Tante Mona Kami mencheklist kembali alat-alat dan
mengisi perbekalan air sebanyak-banyaknya dikarenakan jalur ke pos selanjutnya
sangat terjal dan tandus, di pos ini air melimpah kita bisa mendapatkan air
dari pipa yang di pasang warga setempat dan terdapat pada sisi kanan pada jalur
pendakian.
Pendakian di Gawalise ini memang
seharusnya dilakukan Pada sore hari karena selain jalannya terjal keadaan cuaca
di Kota Palu Tergolong extrim suhu Panasnya pada siang hari berkisar Antara
30-34OC yang dapat membuat pendaki dengan cepat mengalami kelelahan
dan dehidrasi. Perjalanan Menuju Pos II
memakan waktu ± 4-5 Jam, sepanjang jalur perjalanan menuju Pos II terdapat
banyak vegetasi ilalang maka dari itu pendaki harus menggunakan Celana Lapangan
(Trening), baju lengan panjang dan Kos Tangan.
Gambar 3. Potret Kota Palu Dari Pos-II
Kamipun tiba di Pos II pada malam hari
sekitar jam ± 20.30, Kami langsung mendirikan tenda, membuat api dan memasak
karena akan menginap untuk memulihkan tenaga
disebabkan jalur menuju pos III lumayan jauh dan menanjak, Pos ini dikenal dengan sebutan bambu air di pos ini terdapat sumber air
yang berjarak 50 Meter dari Pos II jarak menuju sumber air ini tergolong
ekstrim karena jalurnya menanjak saat mendekati mata air, jalurnya menurun
kembali dan kebetulan saat itu hujan membasahi jalur pendakian kami di Gunung Gawalise
membuat jalur yang kita lalui sangat licin sehingga anda bisa terpeleset sejauh
3 langka kebawah maka dari itu berhati-hatilah saat mendaki pada musim
Penghujan. Sumber Airnya terbilang
sedikit karena hanya menetes tidak mengalir secara deras walaupun demikian, itu
sudah cukup untuk melengkapi kebutuhan air dalam perjalanan, maka dari itu
mengambil air harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam perjalanan dan
menyiapkan cadangannya pula. Di Pos-II
ini terlihat Kota Palu sangat indah pada malam hari dengan cahaya lampunya yang
menerangi setiap sudut kota, cahaya tersebut terlihat bak permata yang
berkilau.
Pada keesokan harinya kami memasak dan
yang lainnya menyiapkan barang-barang untuk bekal melanjutkan pendakian menuju
puncak gunung. Saat kita melanjutkan
pendakian untuk menuju puncak gunung gawalise, seorang saudara kami tidak ikut
melanjutkan pendakian dikarenakan ada sedikit masalah pada kakinya sehingga dia
yang memiliki tugas untuk menjaga Tenda. Saat itu waktu menunjukan jam 08.00 Pagi Kami
berdoa bersama dan memulai perjalanaan, Sepanjang Perjalanan
menuju ke pos III keadaannya sama dengan jalur menuju
pos II banyak terdapat vegetasi ilalang
dengan tanjakan yang hampir memiliki kemiringan 50 - 70 derajat. Setelah berjalan 30 menit kita akan sampai di pondokan tua yang tidak ditempati lagi kata orang pondok itu milik warga suku Kaili Da’a yang bernama Mangge Sepe.
Setelah berjalan hampir 3-4 jam sekitar Jam 12.00 siang maka
kita telahsampai
di pos-III
dengan areal yang cukup luas dan disini juga terdapat sebuah pohon manga yang sangat besar,
di pos ini terdapat sumber air berupa kubangan yang berada sekitar 20 meter
disisi bagian kanan jalan saat kita berjalan meninggalkan pos-III menuju kearah puncak, karena sumber
air yang berada di pos-III merupakan sumber air musiman yang ada jika musim hujan saja maka
diharuskan kepada para pendaki agar menyediakan secukupnya persediaan air dari
pos-II. Saat itu Kita
tidak berlama-lama di Pos-III dan melanjutkan perjalanan kami, setelah ± 1 jam
sekitar jam 01.00 Siang sampailah kita di batu gantung, istilah batu gantung
ini bukan karena ada batu yang dapat bergelantungan, heheheh, melainkan
ditempat ini terdapat banyak bebatuan yang salah satunya sangat besar dan
tinggi menjulang keatas. Tempat ini
sangat dikenal oleh pendaki di gunung gawalise dikarenakan
disini kita bisa melihat secara keseluruhan Kota Palu dari atas bebatuan,
sembari melepaskan lelah dan mengumpulkan kembali tenaga untuk melanjutkan
perjalanan ke puncak.
Di batu gantung
ini sendiri kita bisa menikmati sunrise yang keluar dari celah-celah pegunungan
sebelah timur dari daerah Kota Palu, serta kita juga bisa melihat puncak gunung
nokilalaki di bagian tenggara. Di area batu gantung ini juga terdapat
vegetasi bunga edelweis yang menambah indahnya panorama alam di Gunung Gawalise, untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Gawalise hanya
perlu memakan waktu 1 ½ jam dari batu gantung dengan menyusuri hutan
rapat serta beberapa tanjakan, jalur ke puncak juga sangat jelas dengan adanya
stringline yang dipasang pada setiap pepohonan.
Puncak Gawalise
sendiri ditandai dengan adanya tugu, di areal puncak terdapat banyak vegetasi
lumut suhunya sangat dingin, memiliki kelembaban tinggi dan juga kabut yang
agak tebal. Saat itu kita ber-5 sampai
di Puncak Gunung Gawalise Pada Pukul 14.30 siang dan kamipun membacakan Kode
Etik Pecinta Alam dilanjutkan dengan Pemberian Nomor Registrasi Anggota (NRA)
dirangkaikan dengan Penyamatan Slayer yang menandakan ketinganya resmi menjadi
anggota penuh Wahana Petualangan Indonesia Verback Central Celebes. Setelah Melakuan serangkain seremonial dan
telah mengambil dokumentasi dipuncak gunung Gawalise Kamipun Bergegas turun
menuju Pos- II dan bermalam semalam dipos tersebut. Keesokan Harinya yaitu Pada Hari Minggu
Kamipun melanjutkan perjalanan untuk turun dari Gunung Gawalise.
Thank you for taking to read
Salam Rimba...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar