Bagi Teman-Teman yang akan melakukan Traveling menuju
kepulauan sombori ada baiknya jika teman-teman menyempatkan diri untuk membaca
artikel ini agar situasi medan yang akan di tempuh dapat teman ketahui dengan
baik. Sooooo Please Read..!!!!
Pada Hari Jum’at tanggal 22 Januari 2016 setelah sholat
Jum’at Kami yang Beranggotakan Delapan Orang yaitu Baraq & Aris (KPA. Fafontofure), Kian (KPA. Morake), Sumarlin
Linglung (KUMTAPALA), Eko & Mahfud (Free Lance), dan Saya Sendiri Abduh
Jaguar (WPI-VCC) memulai perjalanan menuju Sombori. Berhubung Kami Memang Berasal dari Wilayah Bungku
Kab. Morowali sehingga titik star yang kami lalui yaitu dari Bungku Kota, untuk
sampai ke Sombori awalnya kita menempuh jalur darat sampai kedesa Tanda Oleo
kira-kira memakan waktu ± 1 ½ Jam. Jalur yang sering digunakan selain dari desa
Tanda Oleo yaitu Jalur di Pelabuhan
Desa Lafeu. Sesampai di desa
Tanda Oleo Kita Menyempatkan diri bercerita dengan Kades guna mencari informasi
tentang siapa yang dapat mengantarkan kita ke Kepulauan Sombori bahkan kita sempat
disuguhkan Teh Hangat di kediaman Pak Kades dan juga sambil membeli Solar untuk
Bahan bakar, Perlu diketahui harga solar Rp. 10.000 /Botol/Liter untuk saat itu
di desa Tanda Oleo, 20 Liter Solar Sudah Cukup Untuk Pergi Pulang (PP). Setelah Kami menemukan Orang Yang Bersedia
mengantarkan ke Sombori (Pak. Kamarudin) Kami bergegas menuju dermaga dan
berangkat, biaya yang Kami bayarkan pada Pak. Kamarudin yaitu Rp. 200.000,
Biaya transport (PP) Pastinya juga Sih saya kurang tahu karena kami mengenal
Pak. Kamarudin Jadi dia hanya meminta biaya seperti itu..Hehehe. Perlu saya Ingatkan Sebelum menuju Kepulauan
Sombori Persiapkan Air tawar secukupnya karena di Kepulauan Tersebut Tidak
terdapat Sumber Air Tawar.
Kami Berangkat Pada Sore Hari yaitu dari Desa Tanda Oleo Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali, Sulawesi Tengah dengan menggunakan transportasi laut berupa Perahu Ketinting. Sengaja Saya Tidak Mencantumkan waktu pemberangkatan dikarenakan Perbedaan waktu Satu jam antara Kec. Bungku Tengah dengan Kec. Bungku Pesisir-Bungku Selatan. Kemungkinan Besar dua Kecamatan Tersebut Pengaturan Waktu yang digunakan yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Jadi Sebaiknya jika ingin Melihat waktu sebenarnya lebih baik menggunakan jam Tangan dan tidak baik menggunakan jam Hp terutama Hp Android Karena jamnya dapat beruba-ubah. Pemandangan dalam perjalanan menuju Kepulauan Sambori sangat indah terlihat pulau salabangka/ Kaleroang, gugusan pulau-pulau yang berupa bebatuan, nelayan yang mencari ikan, burung-burung yang hinggap dipotongan-potongan kayu yang terapung dilautan, pegunungan verbek, dan pemukiman yang berada disekitar pesisir pantai, saat malam hari hanya terlihat cahaya lampu dari masing-masing pulau. Saat di Perjaalnan Kami Menuju Sombori tiba-tiba Turun hujan Deras dan Angin yang sangat kencang, berhubung hari sudah gelap dan dengan keadaan cuaca yang ekstrem Pak. Kamrudin selaku juru mudi Perahu Ketinting memutuskan untuk singgah didesa Tanona. Setiba didesa Tanona Kami bermalam di gedung Sekolah Dasar (SD) yang baru didirikan, Masyarakat desa setempat menyambut kami dengan sangat baik, anak muda, Sekdes dan Juga kepala Sekolah SD yang Kami tempati mengizinkan Kami Untuk Beristrahat di Sini bahkan Kepsek Sempat menawarkan untuk Kami menginap dikediamannya. Waktu yang Kami tempuh dari Desa Tanda Oleo menuju Desa Tanona ± 2 Jam.
Desa Tanona Terletak di Kec. Menui Kepulauan Kab. Morowali
Sulawesi Tengah Walaupun Desa ini masuk pada Kec. Menui Kepulauan Tetapi desa
ini masih terletak didaratan bukan pulau seperti desa-desa pada umumnya yang
berada di Menui Kepulauan bahkan memiliki dataran yang luas yang berarti sumber
air tawarnya jelas mudah didapatkan, juga terdapat pula sungai disebelah barat
desa. Jumlah Kepala Keluarga di Desa
Tanona Untuk Saat Ini Januari 2016 yaitu 64 KK dengan suku yang bermukim
didominasi oleh suku bajo, terdapat pula suku menui, dan juga suku-suku lainnya
yang berdatangan. Pada Umumnya mata
pencahrian penduduk setempat yaitu sebagai nelayan, bahkan beberapa Rumah yang berada
dipesisir pantai memiliki keramba tempat pemeliharaan berbagai jenis ikan dan
Lobster. Pembangunan desa ini termasuk cukup
baik karena terdapat Fasilitas-Fasilitas Desa Seperti Masjid, Jalan Desa yang
telah disemen, Dermaga, Kantor desa, juga Bangunan Sekolah Dasar Yang memiliki
4 Kelas, tetapi 2 Kelas Sementara belum digunakan karena baru
terselesaikan. Maka 2 Kelas yang
digunakan di beri sekat masing-masing dalam 1 Kelas terdiri dari 3 sekat untuk
membagi 1 ruangan menjadi 3 kelas. Pada keesokan
Harinya Kami melanjutkan perjalanan yaitu pada pukul 10.00 Pagi dikarenakan surutnya
air laut sehingga memaksa kami berangkat agak kesiangan.
Perjalanan Laut Dari Desa Tanona Menuju Kepulauan Sombori
tepatnya Didesa MboKita Memakan waktu sekitar ± 1 Jam. Berarti Waktu yang di tempuh dari desa Tanda
Oleo menuju Kepulauan Sombori (Desa Mbo Kita) yaitu 3 jam atau paling lama ± 4
Jam, tergantung dari kecepatan transportasi laut yang ditumpangi. Bagi yang memiliki kebiasaan mabuk laut ya
sayang sekali pemandangan perjalanan pasti tentumya tidak akan dinikmati ya seperti
yang bung ipul sering katakan “Kamu tidak Adventure”..Hahahahahah, Tetapi bagi
Kita Jarak Tidaklah penting Karena semua kelelahan akan terbayarkan setiba di
Sombori Island..
Kepulauan Sombori merupakan salah satu Destinasi wisata
Kabupaten Morowali sebagaimana telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan
Pariwisata oleh Pemerintah Daerah Kab. Morowali. Pulau ini telah diprkenalkan saat Festival Bajo Pasakayyang pada 21
November 2015 di Pulau Kaleorang, Kab Morowali. Kepulauan Sombori adalah kawasan konservasi laut yang
terdiri dari gugusan pulau yang didominasi bebatuan tertancap dibentangan
laut masih sangat Alami, terdapat Pasir Putih, hingga pemandangan bawah lautnya
yang sangat indah memang adapula karang yang telah hancur akibat dampak
pengeboman yang Telah lama dilakukan tetapi pemerintah telah melarang adanya
pengeboman yang dapat merusak ekosisitem laut yang berdampak pada rusaknya
karang itu sendiri dan juga pada Biota-biota laut lainnya. Karena Keindahannya, banyak Orang yang
mengatakan Kepulauan sombori adalah Raja Ampat Fersi Morowali.
Seperti
yang Saya ungkapkan sebelumnya, perjalanan yang begitu sulit dan menantang akan
terbayar setelah masuk dikawasan Kepulauan sombori kita akan disuguhi
pemandangan menakjubkan, Tebing bebatuan tinggi mengawal sisi kiri dan kanan,
ada pula pulau berupa bebatuan yang berbentuk segitiga yang hanya ditumbuhi
pepohonan, Laut yang di luar cukup berombak tiba-tiba hilang di kawasan ini dan
menjadi dataran air yang tenang, jernih, Gradasi warna biru tua, hingga hijau
muda menandakan kedalaman air, di sebagian pesisir pantai juga terlihat
beberapa vegetasi mangrove. Setelah
sampai di Desa Mbokita, Kami Menyempatkan diri berbincang-bincang dengan
penduduk desa setempat, berfoto-foto denganan anak-anak suku bajo, juga kami
sempat disuguhkan Teh Hangat beserta cemilannya. Sebenarnya Penduduk telah menunggu Kami Saat
hari pemberangkatan yaitu pada jum’at malam, mereka telah membersihkan Kantor
desa dan menyiapkan segala kebutuhan untuk bermalam, tetapi kami tak dapat
melanjutkan perjalanan kami dikarenakan turunnya badai dalam perjalanan Kami
saat itu. Penduduk desa sangat ramah dan
menyambut Kami dengan baik, Sore harinya saya dan sumarlin sempat bermain sepak
takrau bersama anak muda desa setempat. Jika dipikirkan kembali, ini sungguh
penyambutan yang cukup istimewah. Hihihihihihi
Desa MboKita
terletak di Kec. Menui Kepulauan Kab. Morowali, merupakan salah satu Desa/Pulau
utama bersama Pulau Kayangan yang berada di Kepulauan Sombori. Nama Desa MboKita menurut penduduk setempat
Berasal dari nama Seseorang yang pertama kali datang di desa tersebut. Jumlah Kepala Keluarga didesa ini masih
sangat minim yaitu berjumlah ±10 KK mengingat desa ini tergolong
pulau kecil, masyarakat yang bermukim adalah suku Bajo tetapi mereka dapat pula
berbahasa menui. Terdapat pula suku bajo
yang masih menjadikan perahu sebagai tempat tinggal yang dimana segala sesuatu
masih dilakukan di dalam perahu dari memasak, makan dan tidur. Perahu mereka jadikan sebagai Rumah walaupun
ukurannya tidak begitu besar, mereka akan menginjak daratan apabila saat
menjual hasil tangkapannya saja dan saat membeli kebutuhan pokok seperti
Membeli Beras dll.
Pembangunan
Desa ini cukup baik seperti halnya desa tanona terdapat
Masjid, Jalan Desa yang telah disemen, dermaga, Kantor desa, juga Bangunan
Sekolah Dasar. Seperti halnya desa-desa yang berada
dikepulauan matapencahrian penduduknya yaitu sebagai nelayan, harga ikan Sunu
dan ikan Kurapu perkilo Rp. 25.000 (Harga
Tidak Tetap), dengan uang cukup Rp. 100.000 saja Kita telah Puas menyantap
ikan bakar didesa ini. Beberapa
tempat yang Kami Kunjungi diantara lain seperti Gua Berlian, Danau Air Asin atau dalam bahasa inggris disebut “Laguna”,
Pulau Kayangan, Juga tempat utama untuk mengambil gambar Kepulauan Sombori
secara detail dan tentu saja sangat indah yaitu di Pulau yang terdiri dari
bebatuan dan pepohonan yang terletak antara Desa MboKita dan Pulau Kayangan. Di Pulau kayangan terdapat pula pemukiman
penduduk suku bajo, pasirnya juga putih bahkan terdapat pos penjagaan tetapi
Pos ini belum digunakan. Ada beberapa
alasan/sebab pulau ini disebut Pulau Kayangan, penduduk setempat ada yang
mengatakan karena di Pulau ini memiliki pasir putih yang lebih banyak ketimbang
pulau lainnya yang berada di kepulauan Sombori ada pula yang mengatakan karena
dipulau ini terdapat banyak ikan-ikan yang dijadikan sumber matapencahrian
penduduk. Mengenai biaya Saya sendiri
tidak tahu berapa biaya yang seharusnya dibayarkan Kepada Penduduk yang bersedia
mengantarkan wisatawan berputar-putar mengelilingi dan mendatangi tempat-tempat
primadona yang berada dikepulauan sombori karena kebetulan Leader Kami wilayah
tugasnya di Desa ini, jadi terkhusus untuk Kami Gratistististis...hohohoho
Sebelum Kembali ke Bungku Kota Kami Bermalam semalam di
Kantor Desa MboKita, Penduduk setempat memberikan kami cendra mata berupa Akar
Bahar untuk di jadikan Gelang, Kalung, Cincin Dll, Bahkan penduduk setempat ada
yang berprofesi sambilannya sebagi pembuat cincin yang terbuat dari sisik penyu
yang bermatakan buah akar bahar, cincinnya sangat indah harga percincin dari
Rp. 200.000 s/d Rp. 300.000 bahkan mungkin ada yang lebih mahal lagi harganya.
Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang kami belum sempat
kunjungi, seperti 4 buah Gua selain Gua
Berlian, 4 Buah Danau Air Asin (Laguna). Namun dikarenakan waktu
yang sangat terbatas sebab keesokan harinya yaitu pada hari Minggu Pagi Kami akan
memulai perjalanan untuk kembali kedesa Tanda Oleo yang merupakan titik star
Kami saat hendak menuju kepulauan sombori.
Pada hari minggu pukul 07.00 Pagi Kamipun bergegas meninggalkan
Desa MboKita Kepulauan Sombori Kec. Menui Kepulauan Kab. Morowali Prov.
Sulawesi Tengah...Sungguh Pulau yang indah, bersih pantainya, ngak ada polusi
dan polisi (Lirik Lagu)...Hohohohohoho
Saya sadari masih terdapat
banyak kata-kata yang sulit untuk dimengerti dan juga sulit dipahami, maklum karena
saya seorang yang awam yang hanya berkeinginan untuk menulis, karena menurut
Saya menulis sama halnya dengan belajar dan munulis merupakan cara yang tepat
untuk berbagi pengalaman..!!!
Trimakasih telah menyempatkan untuk membaca sepenggal kisah perjalanan kami menuju kepulauan sombori...!!!
S A L A M L E S T A R I....!!!!!
Sumber : Pengalaman Peribadi *ABDUH - JAGUAR* “Wahana Petualangan Indonesia – VCC”
Bisa jadi guide ke sambori bro
BalasHapusMaaf bro telat respon, sudah jarang buka blog signal disini jelek
Hapus